AMBON - BERITA MALUKU. Tiga minggu pasca Gempa 6.5 Magnitudo 26 september 2019, penanganan bencana belum berjalan dengan baik. Pasalnya masih ada berbagai hal yang menjadi keluhan dari pengungsi, yaitu akses jalan untuk dilalui tanki air bersih, Mandi Cuci Kakus (MCK), pendidikan dan kesehatan.
Keluhan tersebut disampaikan, Penjabat Kepala Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Ramlam Tuasikal, pada acara penyuluhan penanganan bencana pasca Gempa, yang berlangsung di Masjid Jami, j
Jumat (18/10).
Dikatakan, pengungsi Liang tersebar pada empat titik, yang disebut lantai I sampai IV. Untuk lantai I - II tidak ada persoalan yang berarti, hanya pengungsi yang mendiami lantai III dan IV, yang terkandala akses jalan untuk mendapatkan air bersih. Walaupun setiap harinya ada mobil air yang masuk.
"Kami hanya minta akses jalan menuju lantai III dan IV, sekitar 500-700 meter. Kalau menggunakan dana desa tidak cukup, olehny itu kita minta bantuan pemda," ujarnya.
Kemudian, keterbatasan MCK, dimana setiap harinya masyarakat harus mengeluarkan Rp20.000 untuk pulang pergi ke MCK. Hal ini tentu sangat membebani pengungsi.
Sedangkan untuk sekolah, dirinya menguapakan agar secepatnya bisa diperbaiki.
"Kalau sekolah yang tidak bisa lagi maka kita akan menyiapkan sekolah darurat apakah itu dalam bentuk tenda darurat untuk memperlancar proses belajar mengajar," ucapnya.
Menyikapi keluhan ini, Sekda Maluku, Kasrul Selang, mengupayakan untuk semua keluhan dari masyarakat secepatnya bisa teratasi.
"Mereka disini kurang lebih 3 ribu Kepala Keluarga, atau 17 ribu jiwa, mereka kepingin pelayanan kesehatan ada mendekati ke mereka, puskesman yang agak jauh, untuk itu kita akan berkoordinasi dengan pemkab terkait hal ini," tandasnya.
Sedangkan untuk jalan, dirinya tidak bisa memberikan kepastian, karena diperlukan survei.
"Jalan nanti kita survei, baik itu dari pemilik lahan, pohon, jadi saya tidak bisa langsung perbaiki, tapi itu kita akan survei sama-sama dengan saniri dan penjabat Kades," pungkasnya
Keluhan tersebut disampaikan, Penjabat Kepala Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Ramlam Tuasikal, pada acara penyuluhan penanganan bencana pasca Gempa, yang berlangsung di Masjid Jami, j
Jumat (18/10).
Dikatakan, pengungsi Liang tersebar pada empat titik, yang disebut lantai I sampai IV. Untuk lantai I - II tidak ada persoalan yang berarti, hanya pengungsi yang mendiami lantai III dan IV, yang terkandala akses jalan untuk mendapatkan air bersih. Walaupun setiap harinya ada mobil air yang masuk.
"Kami hanya minta akses jalan menuju lantai III dan IV, sekitar 500-700 meter. Kalau menggunakan dana desa tidak cukup, olehny itu kita minta bantuan pemda," ujarnya.
Kemudian, keterbatasan MCK, dimana setiap harinya masyarakat harus mengeluarkan Rp20.000 untuk pulang pergi ke MCK. Hal ini tentu sangat membebani pengungsi.
Sedangkan untuk sekolah, dirinya menguapakan agar secepatnya bisa diperbaiki.
"Kalau sekolah yang tidak bisa lagi maka kita akan menyiapkan sekolah darurat apakah itu dalam bentuk tenda darurat untuk memperlancar proses belajar mengajar," ucapnya.
Menyikapi keluhan ini, Sekda Maluku, Kasrul Selang, mengupayakan untuk semua keluhan dari masyarakat secepatnya bisa teratasi.
"Mereka disini kurang lebih 3 ribu Kepala Keluarga, atau 17 ribu jiwa, mereka kepingin pelayanan kesehatan ada mendekati ke mereka, puskesman yang agak jauh, untuk itu kita akan berkoordinasi dengan pemkab terkait hal ini," tandasnya.
Sedangkan untuk jalan, dirinya tidak bisa memberikan kepastian, karena diperlukan survei.
"Jalan nanti kita survei, baik itu dari pemilik lahan, pohon, jadi saya tidak bisa langsung perbaiki, tapi itu kita akan survei sama-sama dengan saniri dan penjabat Kades," pungkasnya
from Berita Maluku Online Akses Jalan, MCK, Pendidikan dan Kesehatan Masih Dikeluhankan Pengungsi - Berita Harian Teratas