SAUMLAKI - BERITA MALUKU. Kegigihan seorang ibu janda yang satu ini menyambung hidup sehari-hari bersama lima anak dan enam cucu dalam situasi kondisi sulit seperti saat ini – di Desa Olilit, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) patut diancungi jempol.
Betapa tidak, dengan cara memanfaatkan lahan nganggur seluas 8 hektar, perempuan ini berhasil mengolah dan menanam pangan lokal berupa padi putih, padi merah, padi hitam dan padi berjenis pulut di lahan tersebut – untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Devota Metantomwate/Kuway (70), itulah nama perempuan pensiunan guru yang juga warga Desa Olilit Raya - Tanimbar itu.
Ketika ditemui di lumbung padi miliknya, Selasa (12/5) dia mengatakan, awalnya warga desa setempat beranggapan bahwa lahan tersebut tidak layak tanam, dikarenakan ditumbuhi ilalang lebat. Namun dengan tekad dan kegigihannya serta rasa kecintaannya kepada keluarga maka saat ini, hasil memuaskan telah dituainya.
Perempuan yang sudah memasuki usia senja ini bertutur, dia mulai menggarap lahan tidur tersebut sejak tahun 2016 lalu hingga sekarang. Empat bulan lalu, bahkan ia bersama anak serta cucu-cucunya sukses memanen setengah ton padi gogo.
"Kita sudah garap lahan ini dari 2016 sampai sekarang. Padahal dulu di sini cuma ada alang-alang (ilalang) dan sekarang padi yang kita panen," ungkapnya dengan senyum memuaskan.
Saat ditemui di ladang, sambil memanen hasil jerih payahnya, terlihat ibu Devota sangat antuasias. Dengan senyum bahagia dan ucapan penuh syukurnya, dia mulai memanen padi-padi yang telah ditanamnya pada awal Januari lalu.
"Tahun ini hasil tidak seperti tahun lalu. Tapi saya tetap bersyukur atas hasil panen ini," ujarnya.
Ia mengungkapkan, ada sedikit rasa kecewa dihatinya, sebab sampai saat ini, mesin giling yang pernah diajukan ke dinas pertanian setempat untuk mendapatkan bantuan dan telah diberikan oleh dinas, namun bantuan tersebut salah sasaran, karena diberikan kepada desa dan bukan kepada kelompoknya.
"Pada tahun pertama saja – yang saya diberi bantuan bibit oleh dinas. Tapi seterusnya, dinas yang beli bibit dari saya," tandasnya.
Dikatakan, dengan kondisi Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini, sebaiknya masyarakat harus mulai mampu memanfaatkan lahan kosong untuk hal produktif dengan baik karena disamping menambah penghasilan, juga dapat membantu menjaga ketersediaan bahan makanan pokok bagi keluarga.
Ia berharap, kisah sukses sebagai petani kampung ini dapat menginspirasi masyarakat di daerah ini untuk tidak pesimis dalam memanfaatkan lahan sekitar yang dianggap tak produktif. (ys)
Betapa tidak, dengan cara memanfaatkan lahan nganggur seluas 8 hektar, perempuan ini berhasil mengolah dan menanam pangan lokal berupa padi putih, padi merah, padi hitam dan padi berjenis pulut di lahan tersebut – untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Devota Metantomwate/Kuway (70), itulah nama perempuan pensiunan guru yang juga warga Desa Olilit Raya - Tanimbar itu.
Ketika ditemui di lumbung padi miliknya, Selasa (12/5) dia mengatakan, awalnya warga desa setempat beranggapan bahwa lahan tersebut tidak layak tanam, dikarenakan ditumbuhi ilalang lebat. Namun dengan tekad dan kegigihannya serta rasa kecintaannya kepada keluarga maka saat ini, hasil memuaskan telah dituainya.
Perempuan yang sudah memasuki usia senja ini bertutur, dia mulai menggarap lahan tidur tersebut sejak tahun 2016 lalu hingga sekarang. Empat bulan lalu, bahkan ia bersama anak serta cucu-cucunya sukses memanen setengah ton padi gogo.
"Kita sudah garap lahan ini dari 2016 sampai sekarang. Padahal dulu di sini cuma ada alang-alang (ilalang) dan sekarang padi yang kita panen," ungkapnya dengan senyum memuaskan.
Saat ditemui di ladang, sambil memanen hasil jerih payahnya, terlihat ibu Devota sangat antuasias. Dengan senyum bahagia dan ucapan penuh syukurnya, dia mulai memanen padi-padi yang telah ditanamnya pada awal Januari lalu.
"Tahun ini hasil tidak seperti tahun lalu. Tapi saya tetap bersyukur atas hasil panen ini," ujarnya.
Ia mengungkapkan, ada sedikit rasa kecewa dihatinya, sebab sampai saat ini, mesin giling yang pernah diajukan ke dinas pertanian setempat untuk mendapatkan bantuan dan telah diberikan oleh dinas, namun bantuan tersebut salah sasaran, karena diberikan kepada desa dan bukan kepada kelompoknya.
"Pada tahun pertama saja – yang saya diberi bantuan bibit oleh dinas. Tapi seterusnya, dinas yang beli bibit dari saya," tandasnya.
Dikatakan, dengan kondisi Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini, sebaiknya masyarakat harus mulai mampu memanfaatkan lahan kosong untuk hal produktif dengan baik karena disamping menambah penghasilan, juga dapat membantu menjaga ketersediaan bahan makanan pokok bagi keluarga.
Ia berharap, kisah sukses sebagai petani kampung ini dapat menginspirasi masyarakat di daerah ini untuk tidak pesimis dalam memanfaatkan lahan sekitar yang dianggap tak produktif. (ys)
from Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Janda Lima Anak di Tanimbar Olah Lahan 8 Ha Jadi Lumbung Padi - Berita Harian Teratas