Brosure.ist |
YOGYAKARTA, KABARMAPEGAA.COM--Masih membekas luka batin bagi warga Papua terutama masyarakat Biak, sementara pelaku menari-nari diatasnya. Korban mencari-cari keluarga yang terembak mati, dibuang hilang enta kemana diatas tanahnya sendiri.
Pemerintah dan aparat keamanan tidak pernah diproses dengan serius. Bahkan dapat dikatakan bahwa pemerintah berupaya untuk “melupakan” kasus ini dan melanggengkan impunitas.
Menurut laporan Lembaga Studi dan Advokasi HAM (Els-HAM) Irian Jaya dan Lembaga Gereja (Katholik, GKI di Irian Jaya dan GKII), seminggu setelah tragedi kemanusian telah ditemukan 32 mayat misterius yang terapung di dekat pelabuhan dan 3 orang warga dinyatakan hilang. Laporan temuan korban ini sudah diserahkan kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Sudah 19 tahun, tragedi kemanusiaan "Biak Berdarah", namun tidak pernah diproses dengan serius oleh negara. Untuk itu, dalam rangka melawan lupa dan menuntut keadilan bagi korban "Biak Berdarah", Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali (AMP KK Bali) seruKan aksi , mendesak kepada Pemerintah Indonesia untuk segera:
Pertama; Negara bertanggung Jawab atas tragedi Biak Berdarah 1998 yang telah menewaskan ratusan nyawa orang Papua.
Kedua; Buka ruang demokrasi dan berikan hal menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua sebagai solusi demokrasi
Ketiga; Tarik militer (TNI/Polri) dari seluruh tanah Papua
Keempat; Tutup Freeport, Lang Tangguh, BP, dan seluruh perusahan asing yang ada di atas tanah Papua.
Dengan ini, AMP KK Solo, empat tuntutan diatas, akan dibacakan saat aksi unjuk rasa memperingati 19 tahun Biak Berdarah. Rencana mereka untuk menggelar aksinya pada:
Hari/tanggal : Kamis, 06-Juli 2017
Pukul : 09;00 - selesai
Titik Kumpul : Parkir Timur Renon
Untuk itu, alam selebaran, AMP KK Bali mengajak kepada peduli kemanusiaan yang berdomisili di kawasan Pulau Dewata Bali, datang dan ikut ambil bagian dalam aksi ini.
“ Demi meluruskan sejarah yang kelam, menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan demi mencapai masa depan bangsa papua yang Bebas, Merdeka. BERSAMA KEBENARAN SEJARAH SANG BINTANG KEJORA ,” tulis AMP.
(Manfred Kudiai/KM)